Arsip Blog

Minggu, 10 April 2011

PENALARAN DEDUKTIF-INDUKTIF

Penalaran (reasoning)
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran,dan sebab itu lebih sulit disbanding pengertian dan proposisi. Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Contoh:
Logam 1 dipanasi dan memuai
Logam 2 dipanasi dan memuai
Logam 3 dipanasi dan memuai
Logam 4 dipanasi dan memuai
Logam 5 dipanasi dan memuai
Dan seterusnya
Jadi : semua logam yang dipanasi memuai
Konklusi dan premis
Dari contoh diatas,dapat dikatakan bahwa penalaran ialah gerak pemikikiran dari proposisi 1 dan seterusnya,hingga proposisi terakhir(=kesimpulan). Jadi penalaran suatu proses pikiran. Sebuah penalaran terdiri atas:premis dan kesimpulan. Premis mayor dan premis minor.
Penalaran deduktif dan induktif
Biasanya dibadakan menjadi dua maccam penalaran, konklusi lebih sempit dari premis. Pada penalaran induktif, konklusi lebih luas dari premis.
Contoh penalaran deduktif:
Semua manusia akan mati (premis mayor)
Bambang adalah manusia (premis minor)
Jadi: bambang akan mati (konklusi)
Contoh penalaran induktif
Logam 1 memuai kalau dipanaskan (mayor mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)

Hukum-hukum penalaran
Perlu dipahami bahwa”yang benar” tidak tidak sama dengan yang logis. Yang benar benar adalah suatu proposisi. Sebuah proposisi itu benar kalau ada kesesuaian antara subyek dan predikat. Yang logis adalah penalaran. Suatu penalaran dikatakan logis kalau mempunyai bentuk yang tepat, da sebab itu penalaran itu sahih. Maka hubungan kebenaran antara premis dan konklusi dapat dirumuskan dalam hukum-hukum penalaran sebagai berikut:
1. Apabila premis benar,konklusi benar
Contoh:
Semua manusia akan mati
Ali adalah manusia
Jadi: Ali akan mati
Disini premis mayor dan minor benar.oleh karena itu konklusinya juga benar.
2. Konklusi salah ,premis juga salah
Contoh:
Semua manusia akan mati
Malaikat adalah manusia
Jadi : Malaikat akan mati
Disini konklusinya salah,sebab itu premis atau kedua-duanyanya juga salah
3. Apabila premis salah ,konklusi dapat benar atau salah
Contoh:
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi: batu itu benda fisik
Disini kedua preminya salah ,tetapi konklusinya benar
4. Apbila konklusi benar,premis dapat benar dapat pula salah
Contoh : lihat contoh konklusi benar ,premis benar
Lihat contoh pada hukum poertama

KESESATAN (fallacy)
Tugas logika adalah menyiapkan sarana untuk melakukann penalaran yang sahih dan benar. Dalam kenyataan, baik dalam kehidupan akademis maupun pergaulan sehari-hari, sering sekali terjadi penalaran yang tidak sahih. Penalaran yang tidah sahih maupun tidak tepat itulah yang dinamakan penalaran yang sesat.atau disingkat dengan kesesatan atau fallacy.
Perlu dibedakan antara paralogis dan sofisme .paralogis adalah kesesatan yang tidak disadari (tidak disengaja),dan terjadi karena pembicara kurang memahami hukum-hukum penalaran atau keterbatasan lainya. Disini orang mengemukakan penalaran yang sesat tapi dia tidak menyadari.sebaliknya ,orang yang dengan sengaja melakukan kesesatan dengan tujuan tertentu itu dianamakan sofis. Seorang sofis memiliki dasar-dasar logika dan argumentasi yang kuat dan oleh sebab itu bisa menjebak lawan bicara dengan mudah. Jadi, dengan sengaja mengemukakan panalaran sesat untuk kepentinganya sendiri.
Kesesatan dapat terjadi karena bahasa(semantik) dan relevansi antara premis dan konklusi. Berikut penjelasan tenteng kedua macam kesesatan tersebut .
Kesesatan karena bahasa (semantik)
Kesesatan ini dibedakan oleh ambiguitas arti kata yang dugunakan(homonym). Atau juga karena kesalahan kalimat yang digunakan perpeluang untuk ditafsirkan berbeda-beda.
Kesesatan karena term ekuivok
Kata yang digunakan mempunyai arti lebih dari satu, sehingga penafsifsiranya juga berbeda.
Contoh :
Malang itu kota yang indah
Orang miskin bernasib malang
Jadi: Orang miskin bernasib indah
Bulan bersinar dilangit
Bulan itu 30 hari
Jadi: 30 hari bersinar di langit
Kesesatan amfiboli
Kesesatan ini terjadi karena struktur kalimat dibuat sedemikian sehingga dapat ditafsirkan ganda.
Contoh:
(dari iklan media masa)”Dijual segera: kursi tinggi untuk bayi dengan kaki patah
Tanggal 17 agustus 1998 dirayakan HUT proklamasi kemerdekaan RI ke 63
Kesesatan komposisi
Kesesatan ini terjadi karena pencampuran term yang bersifat kolektif dan distributive
Contoh:
”Sebuah sekolah terdiiri dari bangunan tempat belajar, laboratorium. Dan sebuah ruangan umtuk olahraga yang mempunyai luas 800 meter persegi.
Kata “ luas” bisa diterapkan untuk seluruh sekolahan itu seluruhnya 800 m2 atau setiap bagian luasnya 800 meter persegi sehingga luasnya 2400 m2.
Kesesatan dalam pembagian
Kesesatan ini terjadi karena anggapan bahwa apa yang benar bagi keseluruhan, berlaku bagi individu. Jadi, ini terbalik dari kesesatan komposisi.
Contoh:
Semua gadis Bali panda menari
Ni made swasti adalah gadis Bali
Jadi: Ni made swasti pandai menari

Semua orang jawa ramah tamah
Mas Gunawan orang jawa
Jadi: Mas Gunawan ramah tamah

Semua mahasiswa Gunadarma proreformasi
Yuli adalan mahasiswa Gunadarma
Jadi: Yuli proreformasi
Kesesatan aksentuasi
Kesesatan terjadi karena aksen bicarara.aksen berbeda menyebabkan perbedaan penafsiran pula.
Contoh:
Sesama teman harus saling menolong
Di sini,ada dua kemungkinan penafsiran apapun yang terjadi seorang teman harus
Ditolong(termasuk mengerjakan ujian,menyembunyikannya dari kejaran polisi),atau
yang ditolong hanya teman.yang bukan teman tidak harus ditolong.
5.2.kesesatan karena relevansi
Kesesatan ini terjadi karena orang menurunkan konklusi yang tidak punya relevansi
Dengan premis. Jadi,tidak ada hubungan logis antara konklusi dan premis. berikut
Beberapa jenis kesesatan relevansi yang paling umum dikenal.
5.2.1 Argumentum ad hominem
Kata bahasa latin ini berrti arguamen yang di tujukan kepada orangnya.kesesatan terjadi
Karena orang menerima atau menolak suatu argumentasi bukan karena alasan logis,tetapi
Pamrih orang yang berbicara atau lawan bicaranya.
Contoh:
Disebuah sidang pengadilan jaksa penuntut umum tidak memberikan bukti-bukti secukupnya tentang kesalahan terdakwa, dtapi membeberkan sejarah hidup terdakwa yang penuh dengan kebijakan. Dengan demikian diharapkan akan mempengaruhi keputusan hakim.
Disebuah sidak terdakwa tidak mengemukakan argument logis tentang kejahatan yang ditiduhkan kepadanya ,tetapi mengatakan bahwa penderitaan yang ditimpakan hakim kepadanya akan berbalik menimpa hakim dan keluarganya.
Argumentum of verecundian
Kesesatan ini disebut juga kesesatan actuoriis. Kesesatan terjadi bukan karena penalaran logis ,tetapi orang yang mengemukakanya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya(misal: karena kepakaranya). Ini bermakna sama dengan peribahasa bahasa latin:tantum valet actuoritis, quantum velet argumentio(nilai argumentasi tergantung dari nilai wibawa).
Argumentum ad baculum
Dalam bahasa latin berarti tongkat pemukul. Kesesatan ini terjadi bila orang menolak atau menerima suat argument bukan atas dasar penalaran logis,melainkan karena ancaman atau terror. Jadi orang menerima sesuatu karena takut.
Argumentum ad misericordiam
Argument ini dimaksudkan untuk menggugah belas kasihan.
Argumentum ad papulum
Artinya “yang ditujukan kepada rakyat”. Yang penting disini bukan pembuktian rasional melainkan pernyataan yang membangkitkan emosi massa. Biasanya digunakan oleh para juru kampannnnye polotik,demogogi,atau kegiatan propaganda.
Post hoc propter hoc
Nama lainya adalah non cause pro cause. Kesesatan terjad karena orang mengangagap sesuatu sebagai sebab,padahal bukan. Pasa suatu urutan peristiwa,orang menunjuk apa yang ter jadi lebih dulu sebagai penyebab peristiwa yang ter jasi sesudahnya,padahal bukan.
Contoh
Matahari terbit sesudah ayam berkokok
Pertitio principi (beginning the question)
Terjadi karena orang tidak membuktikan sesuatu yang harus dibuktikan.
Contoh
Seorang guru bertanya kepada muridnya, mengapa lampu diruangan tiba-tiba mati. Dan siswa menjawab karena lampu tidak menyala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar